JAKARTA - Kenaikan Elpiji 12 kilogram (kg) diperkirakan akan menekan
daya beli masyarakat. Imbasnya, maka inflasi pada Januari diperkirakan akan
mengalami kenaikan.
Pengamat ekonomi politik, Drajad Wibowo, mengatakan kenaikan Elpiji 12 kg ini akan merugikan pemerintah. Pasalnya, Elpiji mungkin sudah menjadi salah satu komponen dalam kebutuhan pokok.
Pengamat ekonomi politik, Drajad Wibowo, mengatakan kenaikan Elpiji 12 kg ini akan merugikan pemerintah. Pasalnya, Elpiji mungkin sudah menjadi salah satu komponen dalam kebutuhan pokok.
"Kan kita punya yang namanya sembilan
bahan kebutuhan pokok (sembako), saya rasa Elpiji harus sudah masuk ke situ.
Karena setiap rumah tangga sekarang memakai Elpiji," kata dia di Warung
Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/1/2014).
"Apalagi minyak tanah sudah enggak ada, hampir semuanya pindah ke Elpiji. Jadi hitung-hitungnya sudah harus matang. Tidak bisa hanya perhitungan korporasi saja," tambah dia.
Menurut Drajat, saat ini Pertamina lebih banyak mengedepankan hitung-hitungan korporasi, daripada hitung-hitungan daya beli masyarakat maupun dampak makronya.
Dia melanjutkan, dengan adanya kenaikan ini, diperkirakan akan menambah inflasi 0,1-0,2 persen, akibat efek tidak langsung dari kenaikan Elpiji. Di sisi lain, dia mengungkapkan kenaikan Elpiji juga bisa memberikan pengaruh pada nilai tukar Rupiah.
"Kalau dampaknya ke inflasi besar dia akan mempengaruhi nilai tukar. Tapi untuk saat ini saya melihat kurs masih lebih banyak dipengaruhi oleh neraca perdagangan dari dalam negeri maupun luar negeri," tukas dia.
"Apalagi minyak tanah sudah enggak ada, hampir semuanya pindah ke Elpiji. Jadi hitung-hitungnya sudah harus matang. Tidak bisa hanya perhitungan korporasi saja," tambah dia.
Menurut Drajat, saat ini Pertamina lebih banyak mengedepankan hitung-hitungan korporasi, daripada hitung-hitungan daya beli masyarakat maupun dampak makronya.
Dia melanjutkan, dengan adanya kenaikan ini, diperkirakan akan menambah inflasi 0,1-0,2 persen, akibat efek tidak langsung dari kenaikan Elpiji. Di sisi lain, dia mengungkapkan kenaikan Elpiji juga bisa memberikan pengaruh pada nilai tukar Rupiah.
"Kalau dampaknya ke inflasi besar dia akan mempengaruhi nilai tukar. Tapi untuk saat ini saya melihat kurs masih lebih banyak dipengaruhi oleh neraca perdagangan dari dalam negeri maupun luar negeri," tukas dia.
Analisa:
Dari artikel diatas, saya menganalisa bahwa akar
permasalahan artikel tersebut yakni melonjaknya harga gas elpiji 12 kg sehingga
mengakibatkan tertekannya daya beli masyarakat khususnya golongan menengah ke
bawah bahkan dapat menyebabkan kenaikan inflasi. Penyebab kenaikan elpiji 12 kg
tersebut adalah semakin lemahnya nilai tukar rupiah, sehingga pertamina menanggung kerugian akibat penjualan elpiji
12 kg yang masih menggunakan harga lama. Maka untuk meringkas kerugian tersebut
pertamina memutuskan untuk menaikan harga elpiji 12 kg. Disebutkan diartikel
tersebut bahwa menurut pengamat ekonomi politik, Drajad Wibowo kenaikan elpiji
12 kg akan merugikan pemerintah. Menurut saya itu benar karena masyarakat
cenderung melakukan migrasi dari menggunakan elpiji 12 kg ke 3 kg yang
bersubsidi karena harganya masih terjangkau dan rata – rata di sektor rumah
tangga masih menggunakan yang 3 kg. Migrasi tersebut dapat menyebabkan kerugian
pertamina dalam penjualan elpiji 12 kg akan semakin besar. Dan semakin mahalnya
harga penjualan elpiji dapat meningkatkan inflasi dan apabila inflasi tersebut
tergolong inflasi besar, maka dapat berdampak pula pada nilai tukar rupiah.
Penyelesaian:
Kebijakan tentang kenaikan harga elpiji 12 kg yang tidak
bersubsidi memang menjadi kewenangan atau domain pertamina sebagai korporat.
Namun pemerintah tentu memiliki kewajiban untuk meninjau secara utuh dampak
social dan ekonomi akibat kenaikan elpiji 12 kg yang dianggap terlalu tinggi
oleh masyarakat. Maka seharusnya pertamina melakukan peninjauan kembali atas
kenaikan tersebut melalui prosedur dan mekanisme yang diatur oleh undang –
undang. Dengan hasil pertamina dan Negara tidak terus menerus dirugikan, lalu
kebijakan kenaikan haruslah mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat
juga agar tidak terlalu membebani masyarakat sehingga dapat meredam tingkat
inflasi yang dapat berpengaruh kepada nilai tukar rupiah
Kesimpulan:
Dari hasil analisa artikel diatas saya mengambil
kesimpulan bahwa kenaikan harga elpiji 12 kg secara terus menerus dapat menekan
daya beli masyarakat, dan dapat mempengaruhi kenaikan inflasi yang
mengakibatkan melemahnya nilai tukar rupiah. Pertamina harus bisa meninjau
kembali kebijakannya karena bagaimanapun juga elpiji sudah menjadi bahan pokok
masyarakat sehari – hari.
Sumber artikel:
0 komentar: